MANAJEMEN KONFLIK  

Menurut Minnery (1980), Manajemen konflik adalah suatu proses. Sedangkan menurut Howard Ross (1993), Manajemen konflik adalah langkah menuju pengambilan solusiManajemen konflik dimaksudkan sebagai sebuah proses terpadu (integrated) menyeluruh untuk menetapkan tujuan organisasi dalam penanganan konflik.

Teori-Teori Utama Mengenai Penyebab Konflik :
  1. Teori Kebutuhan Manusia
  2. Teori Identitas
  3. Teori Hubungan Masyarakat
  4. Teori Kesalahpahaman Antar Budaya
  5. Teori Transformasi Konflik
  6. Teori Negosiasi Prinsip
Tujuan Manajemen Konflik :
  1. Memahami orang lain dan memahami keberagaman serta perbedaan cara berpikir
  2. Meningkatkan kreativitas melalui upaya mengurangi konflik
Gaya Penanganan Konflik :
  • Integrating (Problem Solving)
Pihak-pihak yang berkepentingan secara bersama-sama mengidentifikasikan masalah yang dihadapi, bertukar informasi, kemudian mencari, mempertimbangkan, dan memilih solusi alternatif pemecahan masalah.
Gaya penanganan konflik ini cocok untuk memecahkan isu-isu kompleks yang disebabkan oleh salah paham (miss understanding). Namun, gaya ini tidak cocok untuk memecahkan masalah yang terjadi karena sistem nilai yang berbeda. Kelemahan gaya ini adalah memerlukan waktu yang lama dalam penyelesaian masalah (Rahim,2002). 
Contoh : Adanya kesalahpahaman antar anggota tim kerja dalam perusahaan.

Langkah-langkah untuk mencapai solusi :
  1. Diskusi dengan waktu dan tempat yang kondusif
  2. Menghargai perbedaan
  3. Bersikap empati
  4. Menggunakan komunikasi asertif. Komunikasi asertif merupakan strategi komunikasi dengan penyampaian secara terbuka serta menjaga rasa hormat kepada orang lain.
  5. Tiap individu dapat menyampaikan idenya
  6. Membuat kerangka isu utama
  7. Menjadi pendengar yang baik
  • Obliging (Smoothing)
Obliging (smoothing) merupakan gaya penanganan konflik dengan memusatkan perhatian pada upaya memuaskan pihak lain daripada diri sendiri. Gaya ini sering pula disebut smoothing (melicinkan) karena berupaya mengurangi perbedaan dan menekankan persamaan atau kebersamaan antar pihak yang terlibat. Kekuatan dari gaya ini adalah berupaya unuk mendorong terjadinya kerjasama. Kelemahannya yaitu penyelesaian bersifat sementara dan tidak menyentuh masalah pokok yang ingin dipecahkan. 
  • Dominating (Forcing)
Gaya ini sering disebut memaksa (forcing) karena menggunakan legalitas formal dalam menyelesaikan masalah. Gaya ini cocok digunakan jika masalah yang dipecahkan tidak terlalu penting dan harus mengambil keputusan dalam waktu yang cepat. Gaya ini tidak tepat untuk menangani masalah yang menghendaki adanya partisipasi pihak terlibat dan juga tidak tepat untuk konflik yang bersifat kompleks. Kekuatan dari gaya ini adalah waktu yang dibutuhkan singkat, tetapi seringkali menimbulkan kejengkelan atau rasa berat hati untuk menerima keputusan oleh mereka yang terlibat. 
  • Avoiding
Gaya ini cocok digunakan untuk menyelesaikan masalah sederhana dan tidak cocok untuk masalah yang sulit karena bisa menimbulkan masalah lainnya.  Kekuatannya yaitu jika kita menghadapi situasi yang membingungkan (ambiguous situations). Namun, gaya ini tidak menyelesaikan pokok masalah dan hanya bersifat sementara
  • Compromising
Gaya ini menempatkan seseorang pada posisi moderat yang secara seimbang memadukan antara kepentingan sendiri dan kepentingan orang lain. Ini merupakan pendekatan give and take dari pihak-pihak yang terlibat. 
Gaya ini cocok untuk menangani masalah yang melibatkan pihak-pihak yang memiliki tujuan berbeda tetapi memiliki kekuatan yang sama. Kekuatan dari gaya ini adalah prosesnya yang demokratis dan tidak ada pihak yang merasa dikalahkan. Namun, gaya ini mencegah munculnya kreativitas dalam penyelesaian masalah dan bersifat sementara

Strategi Manajemen Konflik :
  1. Pengenalan
  2. Diagnosa
  3. Menyepakati Solusi
  4. Pelaksanaan
  5. Evaluasi
Tahap-Tahap Berlangsungnya Konflik :
  1. Tahap Potensial
  2. Konflik Terasakan
  3. Pertentangan
  4. Konflik Terbuka
  5. Akibat Konflik
Tingkatan Konflik :
1.    Konflik Intrapersonal 
Konflik internal yang terjadi dalam diri seseorang.
2.    Konflik Intergroup
Konflik yang terjadi antar kelompok.
3.    Konflik Interpersonal
Konflik yang terjadi antar individu.
4.    Konflik Interorganisasi
Konflik yang terjadi antar organisasi.
5.    Konflik Intragroup
Konflik antar anggota dalam satu kelompok.
6.    Konflik Intraorganisasi
Konflik yang terjadi antar bagian dalam organisasi meliputi :
       1)    Konflik Vertikal  
   Konflik yang terjadi antara pimpinan dengan bawahannya yang tidak sependapat tentang cara terbaik untuk menyelesaikan sesuatu.  
       2)    Konflik Horizontal  
   Konflik yang terjadi antar karyawan atau departemen yang memiliki hierarki yang sama.
       3)    Konflik Peran
   Konflik yang terjadi karena seseorang memiliki lebih dari satu peran.
       4)     Konflik Lini-Staf
   Konflik yang sering terjadi karena adanya perbedaan persepsi tentang keterlibatan staf dalam proses pengambilan keputusan oleh manajer lini. 

Penyelesaian Konflik dengan Bantuan Pihak Ketiga :
  • Konsultasi 
  • Arbitrase
  • Penengahan (Meditation)
Faktor-Faktor Manajemen Konflik :
  • Ekspektasi atas reaksi lawan konfliknya
  • Kepribadian
  • Kekuasaan yang dimiliki
  • Keterampilan berkomunikasi
Outcome Resolusi Konflik :
Menurut Huber (2010), Outcome Conflict merupakan hasil dari proses manajemen konflik antara lain :
  • Win-Lose ㅡ Salah satu pihak mendominasi dan pihak yang lain terabaikan atau kalah.
  • Lose-Lose ㅡ Semua pihak yang bertentangan mengalami kerugian
  • Win-Win ㅡ Resolusi ini dicapai saat semua pihak menyetujui dan mendapatkan manfaat dari penyelesaian konflik. 
Pengaruh Kepemimpinan dalam Manajemen Konflik :
Pemimpin yang dikatakan mampu menerapkan manajemen konflik (a conflict competent leader) adalah pemimpin yang mampu memahami dinamika terjadinya suatu konflik. 

Gaya Kepemimpinan Menurut Rahim (2002) :
  • Demokratis dengan startegi integrating (problem solving), obliging, dan compromising yang lebih menekankan pada kepentingan bersama.
  • Autokratis yang Dominating (forcing) atau mendominasi
  • Laissez Faire yang avoiding atau menghindari konflik.
Gender :
  • Masculine (Dominating)
  • Feminine (Avoiding)
  • Androgynous (Integrating)
Suasana Komunikasi :
  • Baik ㅡ Strategi yang bisa digunakan adalah obliging, integrating, dan compromising.
  • Defensive ㅡ Dominating dan Avoiding
Model CAPI yang dirumuskan oleh Shetach (2012). Dengan menerapkan CAPI (Coaleshing Authority, Power, and Influence) model's dalam manajemen kelompok, diharapkan pemimpin mampu menggunakan kekuatan, otoritas, dan pengaruhnya dalam memutuskan strategi penyelesaian konflik yang tepat. 



MOTIVASI
Motivasi merupakan sebuah dorongan, hasrat, atau minat yang begitu besar dalam diri untuk mencapai suatu keinginan, cita-cita, dan tujuan tertentu. Dengan adanya motivasi, seseorang akan berusaha sekuat tenaga untuk mencapai apa-apa yang diinginkan.
Menurut Kartini, motivasi adalah suatu hal yang membangkitkan dan melahirkan semangat untuk melakukan sesuatu dan bekerja. Sedangkan menurut Davies, motivasi adalah kekuatan dalam setiap individu yang dapat mendorong buat bertindak (act) dengan cara-cara tertentu. Selain itu, menurut Weiner, motivasi adalah keadaan internal yang membangkitkan seseorang untuk melakukan tindakan, mendorong untuk mencapai tujuan, dan membuat ketertarikan khusus terhadap sebuah tindakan.

Teori David McClelland 
Seorang psikolog Amerika Serikat bernama David McClelland mengemukakan hubungan antara kebutuhan pencapaian, afiliasi, dan kekuasaan pada akhir tahun 1940-an. Teori tersebut meliputi Kebutuhan akan Pencapaian (Need for Achievement), Kebutuhan akan Afiliasi (Need for Affiliation), dan Kebutuhan akan Kekuasaan (Need for Power)
 
Fungsi Motivasi menurut :
  •  Hamalik (1992) 
  1. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan 
  2. Pengarah yang mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan
  3. Penggerak, yaitu besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan
  • Djamarah (2002:213)
  1. Pendoronng tindakan
  2. Penggerak kegiatan
  3. Pengendali kegiatan
  • Sardiman (2006:85)
  1. Mendorong orang untuk berbuat sesuatu
  2. Menentukan arah kegiatan
  3. Menyeleksi kegiatan
Motivasi bertujuan sebagai pendorong atau hal yang menggerakkan seseorang untuk agar timbul keinginan untuk melakukan sebuah tindakan ke arah suatu tujuan tertentu yang hendak dicapai. Motivasi dianggap berhasil jika individu yang memiliki tujuan tersebut mau untuk melakukan hal yang akan mendekatkannya dengan tujuannya. 

Jenis Motivasi :
  • Motivasi Intrinsik
Keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu yang disebabkan oleh faktor dorongan yang berasal dari dalam diri sendiri tanpa dipengaruhi orang lain karena adanya hasrat untuk mencapai tujuan tertentu.
  • Motivasi Ekstrinsik
Keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu yang disebabkan oleh faktor dorongan dari luar diri sendiri untuk mencapai suatu tujuan yang menguntungkan dirinya.

Beberapa Faktor :
  • Prestasi kerja
  • Penghargaan
  • Tanggung jawab
  • Kesempatan untuk mengembangkan diri
  • Kebijakan perusahaan yang baik
  • Support teknis yang memadai
  • Gaji yang cukup memuaskan
  • Suasana lingkungan kerja yang baik 
  • Jaminan keselamatan kerja.
Macam-Macam Faktor Motivasi : 
  • Faktor Internal (Intern)
Motivasi internal timbul karena adanya keinginan individu untuk memiliki prestasi dan tanggung jawab dalam hidupnya.
Contoh :
  1.  Harga diri
  2.  Kebutuhan
  3.  Harapan
  4.  Tanggung jawab
  5.  Kepuasan kerja
  • Faktor Eksternal (Ekstern)
Motivasi eksternal timbul karena adanya peran dari luar, misalnya organisasi, yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupannya.
Contoh :
  1.  Jenis dan sifat pekerjaan
  2.  Kelompok kerja
  3.  Kondisi kerja
  4.  Keamanan dan keselamatan kerja
  5.  Hubungan interpersonal 
Cara Meningkatkan Motivasi :
  1.  Menetapkan tujuan yang akan dicapai
  2.  Selalu bersikap dan berpikiran positif
  3.  Tetap menjaga kesehatan
  4.  Menetapkan tantangan, apresiasi, serta hukuman untuk diri sendiri
  5.  Berfokus pada proses dan diri sendiri sehingga tidak perlu untuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Hal tersebut tidak menjadi masalah bila dampak yang dihasilkan positif. Namun apabila hal tersebut justru mengakibatkan kehilangan rasa percaya diri, ada baiknya untuk menghindari hal tersebut karena everyone has their own path.
  6.  Menciptakan lingkungan berproses yang kondusif
Contoh Motivasi :
  • Motivasi Prestasi
Contoh motivasi yang berfokus pada pencapaian tujuan. Motivasi ini membentuk dasar bagi kehidupan yang baik, memberikan motivasi kepribadian dinamis, dan menghormati diri sendiri.
  • Motivasi Investasi
Penting untuk menginvestasikan diri secara fisik, emosional, dan finansial dalam suatu tugas. Semakin diinvestasikan dalam suatu tugas, semakin besar kemungkinan ia akan mampu melakukan pekerjaan dengan baik.
  • Motivasi Ketakutan
Ketakutan yang memotivasi kita untuk membuat keputusan yang baik mengenai keselamatan kita. Namun, jangan biarkan motivasi ini menjadi sebuah kebiasaan yang dapat mengendalikan kita.
  • Motivasi Sosial
Banyak orang yang menganggap kehidupan sosial mereka sebagai motivasi terbesar mereka. Teman-teman mereka adalah motivator terbaik mereka. Ide untuk diterima di antara sekelompok orang adalah motivasi untuk mencapai tujuan hidup. 



PUBLIC SPEAKING
Definisi Public Speaking menurut :
  • Webster's Third International Dictionary
Public speaking adalah sebuah proses penyampaian pidato di hadapan publik. Public speaking adalah sebuah seni dari ilmu komunikasi lisan secara efektif yang melibatkan para audiens atau pendengar.
  • David Zarefsky
Public speaking adalah sebuah proses komunikasi yang berkelanjutan dimana pesan dan lambang bersirkulasi ulang secara terus menerus antara pembicara dan pendengarnya.
  • Ys Gunadi
Public speaking adalah sebuah bentuk komunikasi yang dilakukan secara lisan tentang suatu hal atau topik di hadapan banyak orang. 

Tujuan Public Speaking :
  • To Inform ㅡ Memberikan informasi atau sekadar memberikan pesan
  • To Advise ㅡ Menasihati
  • To Influence or Persuade ㅡ Mempengaruhi atau membujuk
  • To Entertain ㅡ Menghibur
  • To Motivate ㅡ Memotivasi
Jenis Public Speaking :
  • Pidato 
  • Orasi 
  • Ceramah 
  • Presentasi 
  • Diskusi Publik
Pelaku Public Speaking :
  • Penceramah ㅡ Biasanya merupakan pemuka agama
  • Pengajar ㅡ Seseorang yang memberikan ilmu kepada orang lain 
  • Orator ㅡ Orang yang biasanya berada dalam suatu aksi kerumunan massa yang bertujuan untuk mengumumkan dan mempengaruhi kerumunan massa dengan kata-katanya.
  • Motivator ㅡ Tujuannya mirip dengan penceramah yang memberikan informasi untuk kebaikan. Namun, motivator biasanya membawakan topik berupa cara atau kiat-kiat kesuksesan, dan semacamnya.
Tata Cara atau Alur Public Speaking :
  1. Memilih pesan yang akan disampaikan seperti memilih topik atau tema yang akan dibawakan. Namun dengan catatan, topik yang dibawakan tepat sasaran dan sesuai dengan target audiens. 
  2. Merancang tata cara penyampaian pesan seperti memilih bahasa yang akan digunakan. Pembawaan saat penyampaian pesan juga perlu diperhatikan dan sesuaikan dengan jenis acaranya.
  3. Merencanakan bagan penyampaian pesan
  4. Menambahkan isi pesan yang sesuai dengan tujuan dan jenis public speaking.
Teknik-Teknik Public Speaking :
1.   Teknik Ice Breaking
    • Pembukaan yang menarik
    • Pembukaan merupakan impresi pertama yang artinya, hal tersebut dapat mempengaruhi pandangan audiens terhadap public speakers selama presentasi.
2.   Teknik Penyampaian
    • Pernafasan yang baik
    • Atur volume suara
    • Ekspresi vokal
3.   Teknik Mengajukan Pertanyaan
    • Ajukan pertanyaan dalam satu waktu
    • Hindari pertanyaan tertutup dan direktif
    • Pertanyaan harus terfokus dan tidak kabur
4.   Teknik Merespon Jawaban
    • Perhatikan jawaban verbal dan nonverbal
    • Variasikan respon untuk jawaban yang berbeda
    • Puji jawaban yang benar dan perbaiki jawaban yang salah.
Do and Don't Public Speaker :
  • Do
  1. Membangun rapport (hubungan yang baik) dengan audiens.
  2. Menarik perhatian dan minat audiens 
  3. Menyampaikan gagasan
  4. Menyimpulkan dan mengutkan gagasan utama yang disampaiikan
  5. Mengatur suara
  6. Melibatkan audiens
  • Don't
  1. Tidak siap membawakan materi
  2. Selalu mengkritik pertanyaan, usulan, jawaban, dan tingkah laku peserta
  3. Membuat peserta merasa bodoh karena bertanya
Hambatan Public Speaking :
  • Melupakan Potensi ㅡ Setiap orang punya potensinya masing-masing, jadi jangan membatasi talenta dalam diri
  • Meredupnya Kepercayaan Diri ㅡ Hal ini bisa menghambat kita dalam mengeluarkan potensi yang ada dalam diri kita saat tampil di depan umum
  • Tidak Menguasai Materi ㅡ Penting bagi Public Speaker untuk selalu siap dengan materi yang akan disampaikan
  • Tidak Menguasai Khalayak ㅡ Cobalah untuk tetap rileks sehingga anda tidak merasa terintimidasi dan bisa ikut menikmati.
Manfaat Public Speaking :
  • Dapat melatih kontrol dalam diri sendiri saat berkomunikasi verbal
  • Meningkatkan rasa percaya diri dan nilai tambah
  • Memahami dan menerapkan teknik-teknik dalam public speaking
  • Melatih berpikir cepat
  • Menguasai seni komunikasi verbal
Profesi Public Speaking :
  • Public Speaker
  • Penyiar Radio
  • Announcer
  • Presenter
  • Reporter
  • Moderator
Tips Menjadi Public Speaker :
  • Pahami topik dan audiens
  • Latihan
  • Lakukan eye contact kepada audiens
  • Gunakan bahasa tubuh
  • Atur cara berbicara
  • Dengarkan saran dari orang lain
  • Berpikir positif


TEAM BUILDING
Definisi Team Building :
Menurut Nazzaro (2009) dalam jurnalnya yang berjudul "Group Dynamics and Team Building" menyebutkan bahwa tim adalah kelopok yang memiliki pekerjaan yang harus dilakukan, baik sebagai seseorang yang dibayar maupun relawan.
Tim merupakan kelompok yang telah menghabiskan waktu bersama-sama, secara bertahap selama periode waktu yang panjang, atau hanya di akhir pekan, ataupun hanya bekerja sama pada suatu hal saja.
Tim merupakan kelompok yang mencapai kekompakan; kekuatan sebuah tim ditemukan dalam hubungan antara anggota tim.
Tim merupakan kelompok dengan tujuan. Anggota tim saling bergantung dan dapat mengenali kekuatan masing-masing anggota, anggota tim mengandalkan kekuatan dari masing-masing anggota untuk mencapai tujuan.

Karakteristik Tim :
Karakteristik tim yang efektif dijelaskan oleh United States Agency for International Development (USAID) dikutip dari Team Building Module oleh Snow (2013) yaitu :
  1. Tujuan yang jelas
  2. Komitmen
  3. Peran dan tanggung jawab yang jelas
  4. Kepercayaan
  5. Tanggung jawab bersama
  6. Merayakan kesuksesan tim
  7. Fokus terhadap proses dan tugas kelompok
  8. Pengambilan keputusan inklusif
  9. Komunikasi tim yang teratur dan memiliki feedback
Team Building atau kerja sama tim merupakan proses dimana sebuah tim saling membantu dalam membentuk kesinergian sehingga dapat mencapai goals dan tujuan yang dibuat oleh tim tersebut.

Hal yang Perlu Dihindari :
  1. Terlalu mendominasi tim
  2. Sukar berkomunikasi antar anggota tim sehingga muncul salah paham
  3. Terlalu bergantung pada salah satu anggota dan tidak mempercayai anggota lainnya sehingga memberatkan salah satu anggota
  4. Bersikap individualis dan tidak peduli pada sesama anggota tim
Prinsip Team Building :
  1. Mendefinisikan kriteria sukses
  2. Memimpin dengan memberi contoh
  3. Menilai seluruh kontribusi
  4. Memberi apresiasi
Hal yang Dibutuhkan dalam Team Building :
  1. Komitmen anggota tim
  2. Kompetensi setiap individu agar saling melengkapi keterampilan masing-masing
  3. Kolaborasi dalam pembuatan keputusan, strategi, dan kerja sama.
  4. Komunikasi yang baik 
  5. Inovasi kreatif
  6. Konsekuensi atau rasa tanggung jawab antar individu
  7. Koordinasi
  8. Kesiapan akan perubahan budaya
Tujuan Team Building :
  1. Membangun tim yang kompak dalam situasi apapun
  2. Komunikasi yang baik dalam tim berhasil terbangun
  3. Menyusun strategi yang baik dalam mencapai tujuan
  4. Terciptanya kebiasaan positif dalam team
  5. Me-recharge motivasi
  6. Dapat berbesar hati dalam menerima kritik serta saran dari anggota tim serta memotivasi diri untuk dapat memperbaiki diri.
Manfaat Team Building :
  • Goals dapat ditentukan dengan jelas dan dapat dicapai secara optimal. 
  • Komunikasi semakin bersifat terbuka dan kinerja tim berjalan lebih baik. 
  • Pemecahan masalah lebih efektif karena kemampuan tim lebih memadai. 
  • Konflik dapat diterima dan diselesaikan dengan baik karena anggota tim termotivasi untuk mencari jalan keluarnya bersama-sama. 
  • Anggota tim termotivasi untuk mengembangkan potensi dirinya secara maksimal. 
  • Anggota tim semakin sadar akan pentingnya disiplin dan berusaha menyesuaikan sikapnya untuk mencapai standar kelompok.
4 Tahapan Team Developing (Pembentukan Tim)  menurut Dr. Tuckman : 
  1. Forming ㅡ Pembentukan 
  2. Storming ㅡ Munculnya konflik . 
  3. Norming ㅡ Penormalan keadaan 
  4. Performing ㅡ Tahap pencapaian kinerja dimana tim berhasil menunjukkan kinerja tim dengan baik. 
  5. Adjourning ㅡ Tahap semakin eratnya hubungan setelah projek berhasil diselesaikan
Bila tim berhasil menghadapi kelima tahapan tersebut dengan baik, maka hubungan antar anggota tim akan terasa sangat erat dan tim akan merasakan banyak manfaatnya.